Cianjur Ketikone – Beragam kejadian banyak terjadi di media sosial (Sosmed), bahkan hampir semua stasiun TV membuat tayangan Viral yang dibuat oleh Netizen, kondisi inipun tidak luput memunculkan masalah baru, hal yang tidak perlu ditayangkan menjadi sering ditayangkan hanya demi mengundang decak kagum dan bahan tertawaan. Adanya Ustadz-Ustadzah Muda yang menjadi Pengajar di banyak pesantren diharapkan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana membuat konten yang layak dan tidak layak dishare di Media Sosial.
Hal ini dikatakan Dai Motivator dan Profesional Life Coach, Adi Supriadi, MM saat setelah memberikan Training kepada Peserta Raker Pondok Pesantren Husnul Khotimah Cipanas Cianjur yang diselenggarakan dari tanggal 12 sampai 14 Juli 2022.
” Saat ini, Media Sosial seperti jadi rujukan informasi yang punya pengaruh besar bagi masyarakat, bukti nyatanya Televisi pun mengambil konten yang viral dari Media Sosial, Banyaknya anak muda yang lulusan Sarjana dan Penghafal Qur’an dapat memberikan edukasi kepada generasi muda berikutnya untuk membuat konten yang mengedukasi, terutama edukasi yang berkaitan dengan Integritas baik dibidang Ekonomi, Politik dan Budaya ” terangnya.
Coach Addie sapaan akrab Pria Kelahiran Ketapang, Kalimantan Barat ini  juga mengatakan, bahwa selain peran serta generasi muda, peran perempuan juga dibutuhkan dalam mengedukasi emak-emak khususnya yang memang saat ini banyak mengkonsumi konten dari Media Sosial.
“Emak-Emak hari ini berdasarkan hasil survey Saya banyak menggunakan media sosial khususnya Youtube untuk mendapatkan Informasi, fatalnya tayangan seperti Anggota DPR yang memotong hewan qurban dan membagikan daging qurban sebelum hari H dengan alasan kaum miskin bisa menikmati daging qurban sebelum Hari Raya Idul Adha dimakan mentah-mentah oleh Emak-Emak padahal secara Syariat itu salah, itu salah satu contoh konten yang Saya sebut seperti benar padahal tidak benar, hanya karena yang melakukannya Publik figur dan kebanyakan emak-emak yang menonton tayangan Youtubenya membuatnya diikuti padahal salah secara Syariat Islam ” Papar Coach Addie mengambil permisalan tayangan Youtube Dedi Mulyadi Anggota DPR RI sebagai contoh.
Direktur Eksekutif Asosiasi Praktisi HR Indonesia (ASPHRI) ini berharap agar banyak konten-konten yang benar bukan hanya benar secara sosial atau subjektif dari kreator tetapi utamanya dari hukum Islam tidak boleh ditabrak, Baik itu konsistensi perbuatan bukaj jati diri.
” Menjadi baik itu bukan Jati diri, bukan identitas yang harus diakui orang lain, karena hakikatnya menjadi baik adalah perbuatan yang terus menerus dilakukan tanpa harus berharap pengakuan sebagai orang baik ” ungkapnya.
Reporter:Aditya