Tasikmalaya Ketikone — Sambut kunjungan kehadiran Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, rupanya membawa “angin perubahan” yang terasa panas bagi jajaran Pemerintah Kota Tasikmalaya. Menjelang kedatangannya, sejumlah proyek infrastruktur yang sebelumnya tampak diam mendadak digeber.
Sorotan publik pun tertuju pada perbaikan Jalan RE Djaelani, yang tiba-tiba saja ramai diperbaiki meski sebelumnya tak masuk daftar prioritas. Warga menyindir langkah itu sebagai proyek “dadakan penyambutan tamu besar”.
Langkah kilat itu terjadi tak lama setelah Dedi Mulyadi menyoroti dana besar yang dikucurkan ke Tasikmalaya — sekitar Rp700 miliar dari Pemprov Jawa Barat — namun banyak jalan di kota itu masih “brutut” alias rusak parah. Kritik tajam sang gubernur itu tampaknya membuat Pemkot kelabakan.
“Dana gede tapi jalan masih jelek,” ujar Dedi dalam kunjungan sebelumnya, yang langsung viral di media lokal.
Sejak saat itu, sejumlah ruas jalan kota tampak dibenahi, alat berat turun, dan papan proyek mendadak muncul di berbagai titik. Namun warga justru khawatir: jangan sampai semangat mempercantik kota ini hanya sekadar “polesan sementara” menjelang kunjungan pejabat.
Aktivis dan pengamat menilai langkah Pemkot terlihat reaktif, bukan strategis.
“Kalau pembangunan dilakukan karena takut ditegur, bukan karena perencanaan yang matang, maka hasilnya akan tambal sulam,” ujar Mardi Guntara Sekertaris DPC BMI Kota Tasikmalaya. Rabu 16 Oktober 2025
Kini, sorotan publik tertuju pada Walikota dan jajaran Dinas PUTR. Apakah geliat pembangunan ini akan berlanjut menjadi perbaikan nyata bagi masyarakat atau hanya menjadi proyek kilat demi pencitraan di depan Gubernur?
Reporter:Dit




