Bandung Utara Ketikone – Primer Koperasi Karyawan (Primkopkar) Perhutani KPH Bandung Utara sukses melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2023 di Aula Kantor Perhutani KPH Bandung Utara, Senin (20/5). Gelaran RAT ini mendapatkan apresiasi sebagai bukti konsistensi pengurusnya.
Mewakili Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung Atet Dedi Handiman, Kepala Bidang Kelembagaan dan Pemberdayaan Koperasi Dinas KUKM Kota Bandung Kurniadi dalam sambutannya mengatakan, Primkopkar Perhutani KPH Bandung Utara patut mendapatkan apresiasi karena selain konsisten menggelar RAT setiap tahunnya, koperasi ini juga bisa menjadi role model untuk koperasi yang lainnya.
“Primkopkar Perhutani KPH Bandung Utara ini tidak hanya terfokus pada usaha simpan pinjam saja. Tapi punya unit usaha lain seperti mengelola jasa parkir di Orchid Forest. Sehingga bisa menjadi role model bagi koperasi-koperasi lainnya,” ungkapnya.
Kurniadi menyebutkan dari sekian banyak koperasi yang aktif di Kota Bandung, hanya sejumlah koperasi saja yang rutin menggelar RAT. Jumlah koperasi yang rutin menggelar RAT pun belum mencapai target sesuai yang diharapkan.
“RAT tahun buku 2023 yang dilaksanakan Primkopkar Perhutani KPH Bandung Utara ini sebagai bukti bahwa para pengurus dan pengawasnya memiliki kompetensi dalam mengelola koperasi,” ucapnya.
Ia berharap kesuksesan Primkopkar Perhutani KPH Bandung Utara dalam melaksanakan RAT ini bisa menginspirasi koperasi lainnya di Kota Bandung. Terkait kepengurusan baru, Kurniadi mengingatkan seluruh anggota yang hadir agar berhati-hati dalam memilih kepengurusan yang baru. Sebab, tidak sedikit koperasi yang semula baik menjadi rusak gara-gara salah memilih pengurus.
Ketua Dekopinda Kota Bandung Usep Sumarno yang diwakili Wakil Ketua Majelis Pakar Dekopinda Kota Bandung Herna Herdiana dalam sambutannya mengatakan hal yang senada. Menurutnya, kepengurusan Primkopkar Perhutani KPH Bandung Utara ini dinilai sudah baik. Sebab, mampu menjawab setiap tantangan yang ada.
“Kami melihat para pengurus koperasinya punya kompetensi menjawab setiap tantangan. Beberapa orang bahkan sudah bersertifikasi. Terlebih ketuanya pun turut aktif di Dekopinda. Oleh sebab itu, kami merekomendasikan kepengurusan ini dilanjutkan,” katanya.
Menurutnya, kemajuan koperasi ini tergantung pada 3 pilar. Yakni, pembina baik internal maupun eksternal, pengawas dan pengurus, lalu yang tidak kalah penting adalah anggotanya. Setiap pilar ini harus menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing.
“Sebaik-baiknya pembina tidak akan berarti jika kepengurusannya tidak baik. Begitupun pembina dan pengurus yang baik tidak akan berjalan lancar jika anggotanya tidak melaksanakan fungsinya dengan baik. Oleh sebab itu, tiga pilar ini menjadi sangat penting untuk jalannya koperasi,” jelasnya.
Herna menyatakan, kepengurusan koperasi sebaiknya berpatokan pada 4 sifat nabi yang mulia. Yakni, Sidiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh ( menyampaikan) dan Fathonah (cerdas). Selain itu juga harus Istiqomah atau konsisten.
Wakil Administratur Perhutani KPH Bandung Utara Diki Rizki mengatakan dari 14 KPH di Perhutani sepertinya hanya Primkopkar Perhutani KPH Bandung Utara saja yang berjalan dengan sangat baik. Oleh sebab itu, kepengurusan ini patut mendapatkan apresiasi.
“Salah satu indikasi sehatnya koperasi ini adalah jumlah SHU-nya naik sekitar 107 persen. Selain itu, angka pendapatannya pun naik sekitar 33 persen dari tahun sebelumnya,” sebutnya.
Diki berharap kepengurusan yang baru nanti bisa lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. Ia menyatakan manajemen Perhutani KPH Bandung Utara pun siap mendukung Primkopkar Perhutani KPH Bandung agar lebih baik lagi kedepannya.
Sementara itu, Ketua Primkopkar Perhutani KPH Bandung Utara Reni Sureni mengatakan selain menyampaikan bentuk pertanggungjawaban, dalam RAT kali ini juga ada hal yang tidak kalah penting yakni memilih kepengurusan baru. Seperti diketahui, tantangan kepengurusan nanti akan lebih berat.
“Primkopkar Perhutani KPH Bandung Utara ini selain simpan pinjam, punya unit usaha mengelola jasa parkir bertahun-tahun di Orchid Forest. Namun, untuk tahun ini situasinya akan berbeda karena adanya pengalihan pengelolaan wisata yang bakal dipegang anak perusahaan Perhutani yakni PT Palawi,” ungkapnya.
Terkait itu, tantangan beratnya bagi kepengurusan kedepan adalah bagaimana koperasi ini bisa melakukan negosiasi dengan PT Palawi agar tetap punya unit usaha sebagai operator parkir di kawasan wisata tersebut. Sebagai bekal, kepengurusan tahun ini sudah mengurus Nomor Izin Berusaha (NIB) tentang jasa pengelolaan parkir yang bakal terbit pada bulan Mei ini oleh Dishub Kabupaten Bandung Barat.
“NIB ini bisa menjadi pegangan hukum yang kuat bagi koperasi untuk membuka unit usaha operator parkir di kawasan wisata Cikole. Mengingat, PT Palawi ini mengelola semua kawasan wisata di wilayah Cikole. Jadi, kedepan koperasi punya peluang bernegosiasi menjadi operator parkir tidak hanya di Orchid Forest saja,” terangnya.
Terkait kepengurusan Primkopkar Perhutani KPH Bandung Utara kedepan, Reni mengatakan untuk menjawab tantangan kedepan, pengurus koperasi harus lebih kuat dan cerdas membaca peluang yang ada. Selain itu, pengurus kedepan juga harus membuka jaringan yang lebih luas lagi.
“Primkopkar Perhutani KPH Bandung Utara ini tidak hanya berkutat pada usaha simpan pinjam dan kelola parkir saja yang sudah berjalan. Tapi harus pintar berkolaborasi dengan manajemen terkait untuk membaca peluang usaha lain yang sedang dibutuhkan pasar,” tutupnya.
Reporter; Fajar