Bandung Ketikone – Dewan Pengurus Hidayatullah (DPW) Jawa Barat menggelar acara Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) bertema Konsolidasi Manhaj, Organisasi dan Wawasan Menuju Terwujudnya Standarisasi, Sentralisasi dan Integrasi Sistemik. Acara ini dibuka oleh Kabag Kesra Prov Jabar Dr. Supriadi yang mewakili Wakil Gubernur Jawa Barat H. Uu Ruzhanul Ulum, S.E di Wisma Wanita, Jl. RE. Martadinata, Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/1/2022).
Dalam sambutannya, Supriadi berharap Hidayatullah Jawa Barat bisa bersinergi dengan pemerintah provinsi Jawa Barat.
“Saya mewakili Pak Wagub yang tidak bisa hadir. Harapan Pak Wagub terharap kegiatan ini bisa mendukung program Jabar Juara Lahir dan Batin. Karena itu, Hidayatullah Jawa Barat harus berkolaborasi dengan komponen yang ada di Jabar,” ujarnya.
Menurutnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK) mempunyai beberapa program, seperti program satu desa memiliki satu hafidz Qur’an. “Nantinya di setiap desa ada penghafal al-Quran, yang menjadi imam masjid dan mengajarkan kepada yang lainnya,” katanya.
“Dan pada tahun 2020 sebanyak 4500 hafidz sudah di launching, dan sudah ditempatkan di desa-desa,” imbuhnya.
Kata Supriadi, program Jabar Juara Lahir Batin juga menyasar ke pesantren. “Program ini diberinama Trenmart One Pesantren One Product. “Pesantren dapat memproduksi suatu produk yang dapat dijual ke masyarakat,” katanya.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Jabar, Ustadz Taufik Wahyudiono, S.Pd dalam sambutannya menyampaikan bahwa Rakerwil ini merupakan agenda rutin tahunan. Tujuannya, menyampaikan laporan tahunan DPW, menetapkan dan mengevaluasi program kerja tahun sebelumnya, menetapkan program dakwah yang rahmatan lilaalamiin dan juga penguatan dan pengembangan program ekonomi, pendidikan dan sosial. “Selain itu, melakukan sinergi dan kerjasama baik dengan ormas Islam maupun pemerintah dalam mendukung pembangunan dan kebangkitan ekonomi,” ujarnya.
“Hadirnya Pak Kabag Kesra ini menjadi tanda bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan dukungan terhadap program yang dilakukan oleh Hidayatullah se-Jawa Barat. Ini karena program-program Hidayatullah se-Jawa Barat selaras dengan program penerintah,” ujar Taufik.
Sementara itu, Ustadz Drs. Wahyu Rahman, Kabid Perekonomian DPP Hidayatullah menyampaikan bahwa kehadiran Hidayatullah patut disyukuri. “Di usianya 52 tahun Hidayatullah dengan berbagai program bisa bersinergi dengan pemerintah mulai tingkat RT sampai Nasional,” ungkapnya.
“Karena itu, kehadiran Hidayatullah hendaknya menjadi perekat umat di mana saja,” ucapnya.
Anggota DPRRI dari Komisi XI, Ahmad Najib Qadratullah, S.E, berharap Hidayatullah turut dalam membangkitkan ekonomi syariah. “Alhamdulillah, Indonesia kini semakin maju di bidang ekonomi syariah. Bahkan, ekonomi syariah kita pernah menjadi peringkat ke 4 dunia,” ujarnya.
“Pemerintah menyadari betul fungsi pesantren bahwa pesantren sebagai agen ekonomi. Sehingga Hidayatullah pun turut dalam membangkitkan ekonomi syariah.”
“Jadi perlu kolaborasi dengan elemen yang ada antara pemerintah, masyarakat, pesantren, ormas Islam. Dengan sinergitas maka umat Islam yang dulu menguasai ekonomi bisa diraih kembali,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu pula dilakukan MoU antara Baznas dengan BMH dalam mengoptimalkan organisasi pengelolaan zakat (opz) dan sinergi program pemberdayaan masyarakat berbasis Masjid.
Acara ini dihadiri oleh Wakil Ketua MUI Jabar Prof. Dr. Badruzzaman M Yunus, Lc, MA, perwakilan ormas Islam, pengurus pusat, pengurus wilayah, pengurus daerah, murabbi wilayah, organisasi pendukung, dan amal usaha Hidayatullah se-Jawa Barat.
Rep: Juhana